Dia….Y
Siang hari yang panas di sebuah
Sekolah. Ya, Sekolah yang mempunyai
sebuah seragam, yang menjadi kebangaan bagi para siswanya. Yaitu, seragam
Putih Abu-Abu. Tepatnya di dalam kelas XI Bahasa Para siswa kegerahan, mereka heran
kenapa panas senang sekali mampir di kelas mereka, selain itu mereka juga telah sabar menantikan, sabar menunggui, bel
pulang yang tak kunjung juga berbunyi.
“gila…. Panas banget nih. “ keluh salah
seorang murid cowok yang duduk dibelakang.
“udah gitu belum bel lagi.” tambah seorang
murid cewek dari arah depan.
Mendengar sebuah suara yang sangat ia
kenal itu, reflek si cowok yang bernama Natan tersebut memandang ke arah si cewek. Seperti ada
sesuatu yang membisikinya, si cewek juga
menoleh ke arah si cowok. Untuk beberapa detik mereka saling pandang sambil
memberi sebuah senyuman. Cewek tadi bernama Sari. Sudah bukan gossip lagi kalau mereka berdua sudah jadian dan dari kejadian
tadi menunjukan bahwa mereka serpertinya sudah mempunyai chemistry yang lumayan
kuat.
Tapi, mereka berdua bukanlah orang yang
akan menjadi kunci dari kisah ini. Dia adalah seorang cowok yang sedang nyenyaknya
tidur di bangku paling pojok belakang
tdk sedikitpun terganngu oleh suasana yang panas. Dan anak cowok itu yang tidak lain dan tidak bukan,
bernama Herru, Emang, bukan cuma hari
ini Herru tidur di kelas. Malah hampir tiap hari ia tertidur dikelas. Tapi,
sepertinya hari ini agak berbeda dari biasanya disela-sela dengusan nafasnya
terdengar satu atau dua kali batuk kecil.
“uhuk…uhuk.”
“krinnnngggg……. Teng.” tepat setelah
batuknya Herru, terdengar bunyi bel 3
kali yang menandakan bahwa jam pelajaran
terakhir telah usai.
“oke anak-anak mungkin cukup untuk hari ini sampai ketemu minggu depan dan tetap
jaga semangat kalian dalam berpuasa, wassalamua’laikum wr. Wb.” kata pak Hasan menutup.
“ wa’alaikum salam wr.wb.” jawab
seluruh murid.
“Her….Her…….bangun, tangi, kum, weke up
dah pulang nih.” kata Arya. Temen satu bangku Herru, sembari menepuk- nepuk
pundak Herru.
“woooaaahhhhh.” uap Herru panjang, sambil malas-malasan ia mulai bangun.
“iya…iya …uhuk..uhuk.” jawab Herru
disusul dua buah batuk kecil.
“ eh her..her..her .. itu tu lihat!”
tiba-tiba Arya teriak.
“ apa sih? berisik banget.” kata Herru.
Sekarang dikelas Cuma tinggal mereka
berdua.
“ lihat tuh si Fitri.” tunjuk si Arya
“terus kenapa?” kata Herru cuek sambil
sibuk menata buku pelajaran. Mendengar respon bernada cuek dari temennya itu, Arya
dongkol sendiri.
“ hei
terus kenapa ?di Tanya malah diem.”
kata Herru
“nggak…ngaak apa-apa” kata Arya masih dongkol denger tanggepan dari Herru tadi.
“ya udah pulang yuk, keburu adzan Dzuhur
entar.” ajak Herru.
Yang diajak Cuma ngangguk yah masih
dongkol ceritanya. Betul sampe Asrama, Adzan sholat Dzuhur dari Masjid Boarding
School mereka terdengar memanggil-mangil
orang-orang Muslim untuk menghadap kepada Sang Penciptanya, karena kurang enak
badan Herru sholat di kamar. Selesai sholat ia meminta tolong adik kelasnya untuk
mengambilkan surat ijin sakit buat besok sekolah. Asal tahu aja Herru, Arya dan
teman-temannya yang lain hidup jauh dari ke dua orangtua mereka. Mereka semua hidup di sebuah Boarding School atau
sekolah berasrama yang bernafaskan Islam tapi berbeda dan tak seketat layaknya sebuah pesantren, Boarding School bernama “ FARIKHATUS SIBYAN
” yang kalau di terjemahkan bebas berarti anak yang bahagia.
????????
Sore hari disebuah rumah yang asri di
hari yang sama tapi pada masa yang sangat jauh berbeda. Terlihat seorang ibu muda
yang sedang hamil tua. Ia sedang merajut
sebuah sweeter kecil yang lucu untuk si calon buah hatinya sembari menunggu
sang suami pulang bekeja. Untuk beberapa saat ia menghentikan merajutnya kemudain mengelus pelan perutnya yang buncit sembari berkata.
“ sebentar lagi kamu akan bertemu dengan ayah bundamu, yang telah lama menunggu
akan kehadiranmu.” katanya sambil tersenyum membayangkan sebuah masa depan yang
indah.
????????
Di sebuah Gedung. Tepatnya sebuah Asrama
putri yang merupakan bagian dari Boarding School. 2orang cewek
berjilbab sedang bercengkrama di tengah malam yang sunyi.
“jadi gimana hubungan kalian sekarang.“
Tanya cewek berkerudung putih.
“gak tauh deh, setalah putus “ jawab cewek satunya yang berkerudung warna
biru.
“oh”
pendek dari si putih.
“eh Wulan tau gak kenapa ya aku jadi
sebel banget amat dia ?” Tanya nya kepada cewek berkerudung putih yang
dipanggil Wulan itu.
“hahaha
Fitri.. Fitri mana aku tau, kamu sendirikan yang ngerasain bukan aku” jawab
Wulan kepada temenya yang bernama Fitri tadi.
“ nih ya tadi aku ke kelas nya trus tau
gak?” tanyanya, Yang ditanya karna gak
tau apa cuma diem.
“waktu
aku masuk dia lagi baca apa gitu
pokoknya buku tebel, nah setelah liat aku ia simpen bukunya ke laci trus keluar.
“ cerita Fitri.
“yah mungkin ia Cuma kebelet mau ke
kamar mandi” tanggep Wulan.
“MASAK
SAMPAI TIGA KALI” kata Fitri agak membentak.
“trus ya tadi tuh waktu aku keluar dari kelasnya
aku mergokin dia sedang duduk disamping kelasnya sepertinya ia nunggui
sesuatu…..” lanjutnya.
“Nah
trus ya waktu aku dah ninggalin
kelasnya ia baru masuk coba. sepertinya ia menghindariku deh” keluhnya
pelan
“yang
mungkin aja dia gak enak setelah putus sama kamu”
Hening beberapa saat.
“tapi…. menurutku kayak nya aku digantung ama
dia deh”
“digantung
?maksudnya”Tanya Wulan
“ah
gak apa-apa udah ah ganti topik tambah sebel aku kalo ngomongin ia melulu”kata
Fitri seperti menghindari sesuatu.
“maksudnya
ganti topik?” kata wulan terperdaya.
“yah ganti orang gitu” jawaqb Fitri.
“emang
siapa fit ” Tanya wulan.
“Dia ………”
Dan
tanpa ada yang membendung mengalirlah sebuah ungkapan perasaan seorang gadis
yang mulai meniti jalan menuju kekedewasaaan, dan malam itu perasaan tersebut
tercurah deras layaknya sebuah sungai yang mengalir di musim penghujan.
????????